Senin, 27 September 2010

Sajak : Nasib Penghibur Di Akhir Zaman

Penghibur-penghibur di akhir zaman sudah kehilangan Tuhan
Mereka penghibur orang, dia sendiri tidak terhibur
Mereka menghibur dengan tujuan mencari populer dan uang
Populer dapat, glamor tercapai, duit dapat, jiwa derita, fikiran risau
Lepas menghibur, pulang ke rumah, campakkan badan di atas tilam,
tangan letak ke dahi, menekan fikiran yang berserabut
Apatah lagi jika ada orang lain menandinginya
Fikiran bertambah runcing, kepala pula berpusing, jiwa tidak menentu hati gelisah selalu
Makin ke hujung, jiwa bertambah derita, nama bertambah menurun pula,
pencabarnya bertambah populer
Sakit hati pun bermula, fikiran bertambah kusut, jiwa lagi derita

Penghibur juga karena mahu hidup, orang terhibur juga fikiran bertambah berserabut
Balik malam membawa keletihan, baring di kasur mungkin payah mahu tidur
Dari hari ke hari makin tercabar karena sudah banyak yang mengatasinya
Fikiran bertambah runcing, jiwa semakin tidak tenang,
tabiat marah-marah pun mula datang
Mudah tersinggung, hati panas saja, mudah marah-marah, jiwa menjadi kosong
Masih terus menghibur, orang terhibur dia tidak terhibur
Menghibur karena uang untuk hidup, sekalipun jiwa tidak terhibur
Penghibur ini kalau masih tidak insaf apa akan jadi apabila di masa tua?
Di masa itu suara sudah tidak ada, muka sudah berkedut dan keriput
peminat sudah tidak ada karena banyak yang masih muda
Di waktu itu apa akan terjadi?
Segala-galanya sudah hilang, mati menunggu, Akhirat menanti, apakah akan terjadi?
Haraplah berfikir di waktu ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Personil Lampion

Personil Lampion
dari kiri: Andrew Irfan Tan, Heri Adz-Dzakiy, Kelvin Ikhwan, AdeYoliand.